LENSARIAUNEWS.COM |PEKANBARU – Aktivitas galian C atau pengerukan tanah diduga ilegal bebas beroperasi di wilayah Budi Luhur, Kecamatan Kulim. Akibat adanya pengerukan tanah ini telah menghambat mobilitas warga, serta berpengaruh besar terhadap sejumlah warga yang berdagang dan bermukim di sepanjang jalan tersebut.
Dari pantaun wartawan di lokasi pada Senin (26/2), puluhan truk pengangkut tanah dalam waktu singkat tampak keluar masuk dari titik pengerukan melewati kantor Camat Tenayan Raya dan juga melewati Polisi Sektor (Polsek) Tenayan Raya.
Menurut pengakuan pengelola galian C bernama Fahmi kepada wartawan menyampaikan bahwa kegiatan galian c ini telah berjalan 2 bulan.
“Kita baru kerja bang, sekitar dua bulan. Ini alat ada rusak satu,” ucapnya.
Selanjutnya, ketika disinggung terkait jalan berdebu, Fahmi menyampaikan pihaknya akan menyiram jalan. Namun informasi yang didapatkan dari warga pihak perusahaan tidak pernah melakukan penyiraman dan pembersihan jalan.
Sangat mengejutkan, saat awak media mempertanyakan kegiatan usaha ini ternyata tak memiliki izin. Hal ini disampaikan Kabid Minerba Provinsi Riau Ismon Diondo saat di konfirmasi Tabloid Diksi. “Ngak ada izin bang,” ucap Osmo Diondo.
Mengetahui kegiatan ini tak berizin, awak media telah melaporkan kepada Kompol Oka Mahendra Syahrial, Kapolsek Tenayan Raya, agar melakukan penindakan.
Dilain tempat, Rinto RS, Ketua LSM Gerakan Sungguh Suara Sejati (GASS) menyoroti pengusaha ilegal ini. “Kalau tak punya izin, ditindak dong! Jangan tunggu gejolak di masyarakat. Camat juga kok diam ya, apa mungkin terima upeti,” singgung Rinto RS.
Rinto RS juga membeberkan keseriusan pihaknya menyoroti hal ini, “jadi pengusaha sportif ya, dampak usaha kepada masyarakat sekitar itu tanggung jawab mutlak dari pelaku bisnis,” urainya mempertimbangkan sampai dimana pihak ini bisa kebal hukum.***