LENSARIAUNEWS.COM |PEKANBARU –Â Heboh kabar siswa Sekolah Dasar (SD) di Pekanbaru diduga memiliki grup WhatsApp terindikasi Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Kabar ini telah viral di media sosial.
Kasus tersebut terungkap setelah handphone para siswa dirazia oleh gurunya di salah satu sekolah dasar di Pekanbaru.
Atas kodisi itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mendesak instansi terkait berkolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat untuk segera bertindak, terutama dalam upaya pencegahan terhadap anak terlibat LGBT.
Asisten I Setdaprov Riau, Masrul Kasmy langsung meminta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DPPA) Provinsi Riau segera mengambil tindakan yang lebih masif untuk melakukan upaya pencegahan, dan penangan terhadap anak atau siswa SD terlibat LGBT.
Bahkan, lanjut Masrul Kasmy, jika perlu DPPA Riau bentuk tim khusus, sehingga upaya penanganan terhadap masalah ini bisa lebih cepat dan fokus.
“Mungkin bisa saja mereka bentuk tim khusus. Tapi kan memang ada lembaga yang menangani ini kasus ini, dan mereka juga ada tim khusus untuk menangani masalah ini,” ujarnya.
Karena itu, Masrul mendorong tim khusus yang ada di DPPA Riau melibatkan perwakilan dari berbagai instansi terkait, agar upaya penanganannya bisa lebih masif.
“Memang kelembagaan ini bahkan ada di masing-masing daerah di Riau. Setahu saya, kelembagaan di tingkat RT pun ada, tinggal bagaimana geraknya dioptimalkan lagi,” sebutnya.
Masrul menyebut, sesuai dengan tugas dan fungsinya, lembaga ini memang fokus bergerak dalam mengatasi masalah kenakalan anak dan remaja termasuk lah upaya pencegahan LGBT.
“Masalah LGBT terutama dikalangan anak-anak jauh lebih berbahaya, karena anak yang terlibat dalam kelompok ini tidak hanya bermasalah dari sisi mental, tapi juga akan merusak masa depan bangsa. Ini penyimpangan yang sangat bahaya kalau hanya dibiarkan. Secara medis kan juga nggak sehat,” tutupnya.(ril)