LENSARIAUNEWS.COM | PEKANBARU – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, melalui Dinas Sosial (Dinsos) telah melakukan pendataan terhadap para gelandangan dan pengemis (Gepeng). Mereka juga mendata para pekerja badut jalanan.
Pendataan dilakukan guna mengetahui indentitas dan asal usul para gepeng dan badut jalanan. Hal ini juga memudahkan pencarian jika sewaktu-waktu memerlukan mereka.
Kepala Dinsos Pekanbaru Idrus mengatakan, pihaknya setiap hari melakukan penjangkauan atau razia terhadap gepeng dan badut jalanan. Mereka diminta untuk tidak lagi beraktivitas di jalanan maupun persimpangan jalan.
“Setiap hari kita lakukan penjangkauan. Bahkan sampai kita turun tiga kali dalam satu hari,” kata Idrus, Selasa (16/5).
Menurutnya, setelah dijangkau mereka dibawa ke shelter dinas sosial untuk diberi penyuluhan hingga diminta membuat pernyataan untuk tidak kembali ke jalanan.
Pihaknya juga mengantisipasi agar mereka tidak berbuat aksi kriminalitas. Namun seakan tidak jera, para gepeng dan badut kembali ke jalanan.
“Kalau sanksi kita tidak ada. Sanksi sosial itu kan tidak ada. Kita suruh dia cari pekerjaan lebih layak. Supaya tidak mengulang lagi, sudah kita buat surat perjanjian. Kalau kasus badut yang melakukan kriminalitas di rumah kontrakan kemarin, itu kan terhadap anak dibawah umur itu kewenangan Dinas P3APM,” jelasnya.
Sebelumnya Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution, meminta Dinas Sosial (Dinsos) untuk melakukan pendataan gelandangan dan pengemis atau gepeng. Dinas tersebut mesti memiliki data gepeng yang ada di Kota Pekanbaru.
Hal ini dikatakan Indra Pomi menanggapi kriminalitas yang dilakukan oleh badut jalanan beberapa waktu lalu. Badut yang berada di persimpangan jalan tersebut melakukan penyekapan dan pencabulan terhadap anak dibawah umur.
“Jadi, kita sudah bahas dengan Dinsos bahwa ada kejadian seperti kita lihat ada penyekapan anak dibawah umur. Kami sampaikan kepada dinsos untuk antisipasi,” kata Indra Pomi Nasution, Minggu (14/5).
Menurutnya, jika dengan adanya pendataan bisa memudahkan menemukan identitas gepeng tersebut jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Oleh karena itu Dinsos diminta untuk mempelajari dan mendata dimana dan siapa orang-orang yang memakai baju badut uang sering mangkal di lampu merah tersebut.
“Apakah ada orang yang mengendalikan di belakangnya atau seperti apa, jangan sampai terjadi lagi,” ungkapnya.(ril)